REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Satria Muda Britama menutup kiprahnya di kompetisi basket National Basketball League (NBL) seri II dengan manis. Tim asuhan Fictor ‘Ito’ Roring ini melakukan sapu bersih enam pertandingan usai membungkam Stadium 67-58 di GOR C’tra Arena, Bandung, Ahad (28/11).
SM Britama mengoleksi nilai 20 dari 11 laga sama dengan pemimpin klasemen Pelita Jaya Esia yang menjalani satu game lebih sedikit. Meski menorehkan catatan bagus, Ito menilai timnya masih belum dalam bentuk permainan terbaik. “Mental anak-anak masih belum stabil dan konsisten. Ini jadi pekerjaan rumah saya ke depan,” kata Ito
Ini, kata Ito, antara lain diakibatkan sejumlah pemain inti seperti Faisal J Ahmad, Youbel Sondakh, dan Christian Ronaldo Sitepu belum berada dalam kondisi 100 persen karena dalam pemulihan cedera. Pemain muda yang menjadi pengganti masih belum menemukan konsistensi di tiap game termasuk di pertandingan ini.
Kedua tim memulai permainan dengan buruk. Saling melakukan turn over dan akurasi tembakan yang buruk membuat angka baru tercipta saat pertandingan berjalan hampir tiga menit lewat tembakan bebas Rony Gunawan. Angka pun kemudian tercipta dan berakhir 12-10 untuk keunggulan SM Britama.
Kuarter kedua tidak banyak berubah bagi kedua tim. Turn over dan akurasi yang buruk mewarnai jalannya permainan. Namun SM Britama masih mampu mengatasi perlawanan ketat Stadium dan memimpin 26-22 di halftime.
Permainan SM Britama baru membaik di kuarter ketiga. Mencetak 21 angka dan hanya kemasukan 15 poin membuat SM Britama menjauh 47-37 di akhir kuarter ketiga.
Kuarter akhir menjadi pertunjukan ketangguhan SM Britama sebagai calon juara NBL. Faisal J Ahmad dan kawan-kawan memimpin hingga 20 poin, 65-45 saat waktu tersisa dua menit. Ito kemudian menurunkan para pemain muda dan debutannya. Ini dimanfaatkan oleh Stadium untuk menipiskan ketinggalan menjadi hanya sembilan poin saja hingga game berakhir.
Ito mengatakan dirinya tidak melakukan banyak perubahan di sisi teknik saat jeda halftime. “Saya hanya meminta pemain untuk lebih bermain dengan hati. Sebab secara teknik semua sudah dilakukan saat latihan. Anak-anak akhirnya menunjukkan kapasitas mereka,” kata Ito.
Instruksi Ito ini manjur karena akurasi para pemainnya membaik. Pada dua kuarter awal filed goal SM Britama hanya 35 persen. Lebih buruk, di tiga angka hanya 14 persen dengan satu tembakan yang masuk dari tujuh percobaan. Di akhir pertandingan field goal naik hingga 44 persen dan akurasi tiga angka menjadi 28 persen.
SM Britama mengoleksi nilai 20 dari 11 laga sama dengan pemimpin klasemen Pelita Jaya Esia yang menjalani satu game lebih sedikit. Meski menorehkan catatan bagus, Ito menilai timnya masih belum dalam bentuk permainan terbaik. “Mental anak-anak masih belum stabil dan konsisten. Ini jadi pekerjaan rumah saya ke depan,” kata Ito
Ini, kata Ito, antara lain diakibatkan sejumlah pemain inti seperti Faisal J Ahmad, Youbel Sondakh, dan Christian Ronaldo Sitepu belum berada dalam kondisi 100 persen karena dalam pemulihan cedera. Pemain muda yang menjadi pengganti masih belum menemukan konsistensi di tiap game termasuk di pertandingan ini.
Kedua tim memulai permainan dengan buruk. Saling melakukan turn over dan akurasi tembakan yang buruk membuat angka baru tercipta saat pertandingan berjalan hampir tiga menit lewat tembakan bebas Rony Gunawan. Angka pun kemudian tercipta dan berakhir 12-10 untuk keunggulan SM Britama.
Kuarter kedua tidak banyak berubah bagi kedua tim. Turn over dan akurasi yang buruk mewarnai jalannya permainan. Namun SM Britama masih mampu mengatasi perlawanan ketat Stadium dan memimpin 26-22 di halftime.
Permainan SM Britama baru membaik di kuarter ketiga. Mencetak 21 angka dan hanya kemasukan 15 poin membuat SM Britama menjauh 47-37 di akhir kuarter ketiga.
Kuarter akhir menjadi pertunjukan ketangguhan SM Britama sebagai calon juara NBL. Faisal J Ahmad dan kawan-kawan memimpin hingga 20 poin, 65-45 saat waktu tersisa dua menit. Ito kemudian menurunkan para pemain muda dan debutannya. Ini dimanfaatkan oleh Stadium untuk menipiskan ketinggalan menjadi hanya sembilan poin saja hingga game berakhir.
Ito mengatakan dirinya tidak melakukan banyak perubahan di sisi teknik saat jeda halftime. “Saya hanya meminta pemain untuk lebih bermain dengan hati. Sebab secara teknik semua sudah dilakukan saat latihan. Anak-anak akhirnya menunjukkan kapasitas mereka,” kata Ito.
Instruksi Ito ini manjur karena akurasi para pemainnya membaik. Pada dua kuarter awal filed goal SM Britama hanya 35 persen. Lebih buruk, di tiga angka hanya 14 persen dengan satu tembakan yang masuk dari tujuh percobaan. Di akhir pertandingan field goal naik hingga 44 persen dan akurasi tiga angka menjadi 28 persen.
0 komentar:
Posting Komentar